Darya Varia Laboratoria Kantongi Pendapatan Rp 1,89 Triliun pada 2023

Liputan6.com, Jakarta – PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA), perusahaan farmasi, mencatatkan sedikit penurunan pendapatan dan laba pada tahun 2023.

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), disetujui pada Minggu (24/3/2024), PT Darya Varia Laboratoria Tbk mencatat pendapatan kontrak dengan pelanggan sebesar Rp 1,89 triliun pada tahun 2023. Pendapatan perseroan turun 1,3 persen dibandingkan periode 2022 dari Rp 1,91 triliun.

Pendapatannya tercatat sebesar Rp915,64 miliar pada 2023, meningkat 0,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp910,91 miliar. Laba kotor perseroan pun turun 3,06 persen menjadi Rp975,23 miliar pada 2023 dibandingkan periode 2022 sebesar Rp1 triliun.

Perseroan menyebutkan beban penjualan dan pemasaran mengalami penurunan menjadi Rp589,04 miliar pada tahun 2023 dari posisi Rp627,99 miliar pada tahun 2022. Sedangkan beban administrasi meningkat menjadi Rp208,47 miliar pada tahun 2023 dari posisi Rp202,43 miliar pada tahun 2022. Pendapatan lain-lain perseroan mengalami penurunan menjadi Rp16,05 miliar pada tahun 2023 dari Rp27,11 miliar pada tahun 2022. Oleh karena itu, laba usaha perseroan tercatat turun 4,1 persen menjadi Rp 190,05 miliar pada tahun 2023. Pada tahun 2022, laba usaha tercatat sebesar Rp 198,34 miliar. Perseroan mencatatkan laba tahun berjalan turun 2,03 persen menjadi Rp 146,33 miliar pada 2023 dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 149,37 miliar.

Sejalan dengan kinerja tersebut, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk mencatat laba per saham tahun berjalan turun menjadi Rp 131 pada tahun 2023 dibandingkan Rp 133 pada periode yang sama tahun lalu. Ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp1,4 triliun pada tahun 2023. Pendapatan meningkat 5,3 persen menjadi Rp637,73 miliar pada tahun 2023 dari posisi Rp605,51 miliar pada tahun 2022. Aset perseroan meningkat 1,6 persen menjadi Rp2,04 triliun pada tahun 2023 dibandingkan periode 2022 sebesar Rp2 triliun. Perseroan akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 240,04 miliar pada tahun 2023, dibandingkan Rp 357,02 miliar pada tahun 2022. Berdasarkan data RTI, hingga akhir perdagangan Jumat 22 Maret 2024, saham DVLA berakhir di Rp 1.390 per saham. Saham DVLA dibuka lima poin menjadi Rp. 1.395 per saham. Harga saham DVLA berada pada level tertinggi Rp 1.400 dan terendah Rp 1.375 per saham. Total volume perdagangan sebanyak 216 kali dengan volume perdagangan 2.309 lembar saham. Nilai bisnis Rp 319,3 juta.

Sebelumnya diberitakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif sepanjang pekan 18-22 Maret 2024. Analis mengatakan penguatan IHSG bertentangan dengan sentimen global terhadap suku bunga bank sentral.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dihimpun Sabtu (23/3/2024), IHSG menguat 0,30 persen menjadi 7.350,15 pada 18-22 Maret 2024 dari posisi 7.328,05 dibandingkan pekan sebelumnya. . Kenaikan IHSG diikuti kapitalisasi pasar yang meningkat 0,48 persen menjadi Rp 11.748 triliun. Pekan lalu, kapitalisasi pasar tercatat Rp 11,692 triliun. Sementara itu, rata-rata frekuensi harian perdagangan saham turun 7,55% menjadi 1.139 ribu transaksi dibandingkan pekan lalu 1.233 ribu transaksi.

Volume perdagangan harian saham tersebut turun 11,67% selama sepekan menjadi 16,50 miliar lembar saham dari 18,68 miliar lembar saham pada sepekan lalu. Selain itu, rata-rata nilai perdagangan saham harian turun 40,62 persen menjadi Rp10,17 triliun dari pekan lalu Rp17,12 triliun. Investor asing mencatatkan harga beli bersih Rp372,9 pada Jumat 22 Maret 2024. Selama sepekan, investor asing memborong saham senilai Rp 2,14 triliun. Pada tahun 2024, investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 28,25 triliun. Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG menguat 0,3 persen selama sepekan, efek dari banyak opini. Pertama, publikasi data industri Tiongkok. Kedua, publikasi suku bunga bank sentral China, Indonesia, dan Amerika Serikat. Ketiga, pergerakan harga komoditas, khususnya emas, sedang menguat. “Dalam sepekan ke depan, kami perkirakan IHSG akan menguat dan membentuk support di 7.238 dan resistance di 7.416,” ujarnya.

Ia menambahkan, untuk meningkatkan efeknya, minggu depan akan banyak dirilis data ekonomi AS, termasuk produk domestik bruto (PDB) dan pendapatan per kapita. “Di China menerbitkan data perusahaan,” kata Herditya.